Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic

Jumat, 13 Juni 2008

DEMOKRAT ta' perdulikan gertakan GOLKAR


Partai Demokrat tidak menganggap serius gertakan Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR RI yang akan mengubah sikap dan haluan politik, bahkan gerakan itu dinilai sebagai hal biasa yang tidak perlu ditanggapi berlebihan.

"Kita aman-aman saja, tak terlalu khawatir," kata Ketua Fraksi Partai demokrat (FPD) DPR RI Syarief Hasan di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat (13/6).

Syarief Hasan mengemukakan, sampai saat ini hubungan FPD dengan FPG berjalan baik dan tidak ada perbedaan sikap secara signifikan.

"Mungkin sikap kritis Golkar akan diimplementasikan dalam rapat-rapat komisi," katanya.

Meski FPG akan bersikap kritis kepada Pemerintah, kata Syarief Hasan, pihaknya menganggap hal itu sebagai sesuatu yang positif untuk meningkatkan kinerja pemerintahan. Jika kritisi, maka kinerja akan membaik.

Karena itu, pihaknya menganggap sikap FPG sebagai hal yang positif. "Sikap kritis sah-sah saja dan bagus agar kinerja Pemerintah dalam ditingkatkan lebih baik lagi," katanya.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan FPG akan mengkritisi kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM, Syarief Hasan mengemukakan, kenaikan harga BBM telah disetujui fraksi-fraksi di DPR RI saat membahas UU tentang APBN-Perubahan 2008.

"UU APBN-P itu sudah disetujui seluruh fraksi pada April 2008. Fraksi menyetujui langkah Pemerintah menyelamatkan APBN. Sudah disetujui kok kemudian mau dibatalkan lagi," katanya.

Dia mengemukakan, perubahan sikap dan haluan politik Golkar justru akan menimbulkan citra kurang positif bagi Golkar. Golkar sejak awal mendukung Pemerintah dan telah menjadi bagian dari pemerintahan. Golkar juga sudah sejak awal berkomitmen akan mengawal duet SBY/JK hingga 2009.

"Kalau kemudian mengubah sikap politik, itu sama artinya dengan `menepuk air di dulang tepercik muka sendiri`," katanya.

Dia mengemukakan, jika dalam satu tahun ke depan kinerja Pemerintah pasangan SBY/JK menghasilkan kinerja yang baik, bukan tidak mungkin pasangan ini memiliki peluang untuk melanjutkan masa baktinya. "Tetapi itu belum dipikirkan karena yang terpenting saat ini adalah meningkatkan kinerja pemerintahan," katanya.

Dia mengemukakan, soliditas pasangan ini akan sangat menentukan kinerja pemerintahan. "Kalau pasangan ini bagus kinerjanya, mengapa tidak? Tetapi yang terpenting saat ini adalah menjaga kekompakan agar kinerjanya bagus," katanya.

Ketua FPG DPR Priyo Budi Santoso, beberapa hari lalu mengungkapkan, pihaknya sedang mempertimbangkan untuk mengubah haluan dan sikap politik dari pendukung Pemerintah menjadi pihak yang bersikap kritis kepada Pemerintah. Hal itu didasari kekecewaan Golkar sebagai pendukung Pemerintah, tetapi tidak memperoleh penghargaan selayaknya, bahkan Golkar dirugikan oleh Pemerintah terkait Pilkada Maluku Utara dan pemilihan Gubernur Lampung.
-oedank-

Tidak ada komentar: