Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic

Senin, 23 Oktober 2017

Golkar Incorporated

🔁

Setidaknya sejak 1998 hingga 2017, sudah ada 7 partai yang merupakan pembelahan Golkar, yaitu PKPI, Partai MKGR, PKPB, Hanura, Gerindra, Nasdem dan Berkarya. Namun apakah partai-partai ini menjadi rival utama Golkar dalam politik? Jawabannya justru tidak, karena setidaknya beberapa partai yang tetap bertahan dalam konstelasi politik tanah air seperti Hanura, Gerindra dan Nasdem memilih berkoalisi dengan Golkar dalam pencalonan Presiden dan Kepala Daerah. Bersama Hanura, Golkar mencalonkan Jusuf Kalla dan Wiranto sebagai pasangan Capres-Cawapres di Pemilu 2009. Bersama Gerindra, Golkar mendukung pencalonan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sebagai pasangan Capres-Cawapres dalam Pemilu 2014, walaupun Prabowo adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dan Hatta Rajasa adalah Ketua Umum DPP PAN.

Dinamika politik yang berkembang hari ini membuat Golkar memutuskan untuk mendukung Pemerintahan Presiden Jokowi bersama Nasdem yang berpisah dari Golkar tahun 2011. Dalam pilkada serentak tahun 2017, Golkar berkoalisi dengan Nasdem, Hanura, Gerindra dan PKPI dalam memenangkan 1 Pemilihan Gubernur Banten, 8 Pemilihan Walikota dan 32 Pemilihan Bupati, dan koalisi terbanyak adalah dengan Partai Nasdem yang merupakan mitra koalisi pendukung pemerintah. Artinya Golkar adalah partai yang dapat bermitra dengan siapapun termasuk dengan partai-partai yang dulu memisahkan diri, selama memiliki agenda bersama dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Partai-partai tersebut dapat diibaratkan anak perusahaan yang berekspansi dari perusahaan induk, sehingga Partai Golkar menjadi semacam Golkar Incorporated.

Namun ada satu realitas subyektif yang tidak bisa dipungkiri menjadi kelemahan partai-partai daripada Golkar Incorporated tersebut, yaitu ketergantungan terhadap figur pendiri partai. PKPI melemah setelah Edi Sudradjat wafat dan Hayono Isman bergabung dengan Partai Demokrat. PKPB yang bergantung pada ketokohan Mbak Tutut hilang dari konstelasi politik. Sementara Hanura, Gerindra dan Nasdem sangat bergantung pada sosok Wiranto, Prabowo dan Surya Paloh. Partai Golkar yang terlatih mengelola kekuasaan selama Orde Baru, memiliki kaderisasi yang jauh lebih baik sehingga mampu melahirkan tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan manajerial dan politik. Partai yang memenangkan pemilu sejak 1999 selalu memerlukan tokoh-tokoh Golkar sebagai Menteri, Pimpinan DPR, Pimpinan Komisi untuk menggolkan pengesahan Undang-Undang dan agenda politik lainnya. Bahkan Ketua BPK yang terakhir, Harry Azhar Aziz merupakan tokoh senior Partai Golkar yang dikenal ahli di bidang ekonomi.

Oleh karena itu, dapat diramalkan bahwa suatu saat partai-partai yang dahulu memisahkan diri dari Golkar, akan kembali bergabung dengan Golkar di masa depan. Realitas subyektif berupa kelemahan kaderisasi di partai-partai Golkar Inc. akan bertemu dengan realitas obyektif bahwa Bangsa Indonesia memiliki tantangan pembangunan, krisis ekonomi global, krisis kesenjangan sosial yang memerlukan kekuatan organisasi yang sanggup melahirkan kepemimpinan tangguh dalam menangani krisis dan sanggup bernafas dalam jangka panjang. Golkar Incorporated di masa depan akan menjadi kekuatan politik besar yang berideologi Pancasila dan UUD 1945 dengan komitmen kuat pada demokrasi dan pembangunan berkeadilan menuju kemakmuran rakyat.

Jika merujuk pada Pancasila yang merupakan falsafah dasar berbangsa dan bernegara serta ideology Partai Golkar, maka agenda besar yang dapat diwujudkan bersama partai-partai Golkar Incorporated untuk masa depan adalah sebagai berikut:
1. Golkar Incorporated adalah partai-partai yang dapat memanifestasikan nilai dan ajaran luhur di dalam agama yang merupakan dasar kehidupan menjadi pedoman di dalam membangun bangsa dan negara.
2. Golkar Incorporated dapat menjadi kekuatan untuk mewujudkan masyarakat yang menghormati nilai-nilai kemanusiaan yang berakar pada identitas dan kebudayaan Indonesia, tidak semata meniru habis konsep kemanusiaan universal.
3. Golkar Incorporated dapat menjadi kekuatan mewujudkan masyarakat yang menghormati keberagaman agama, suku, bahasa dan aspek kebudayaan lainnya, karena partai-partai Golkar Incorporated berbasis pada kebhinekaan bangsa, tidak berdasar pada agama, suku atau kebudayaan tertentu
4. Golkar Incorporated berpotensi menjadi kekuatan yang memiliki komitmen kuat pada demokrasi yang mengutamakan pada permufakatan, kesepakatan bersama pendiri bangsa, serta mewujudkan prosedur demokrasi yang merepresentasikan kedaulatan rakyat.
5. Golkar Incorporated adalah partai-partai yang memiliki komitmen pada pembangunan yang berkeadilan, pertumbuhan ekonomi inklusif, pembelaan terhadap hak kaum pekerja, petani, nelayan, perempuan, anak-anak, kaum miskin kota dan kelompok terpinggirkan lainnya akibat pembangunan.

Hanief Adrian
Pengamat Politik

Tidak ada komentar: