Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic

Selasa, 20 Mei 2008

Poempida Hidayatullah


Anak Muda dengan Multi Jabatan

Kalau Anda bertemu dengan anak muda ini, mungkin Anda akan heran. Pada usia yang baru menginjak 32 tahun, sekian jabatan sudah dipegangnya. Dari multinational company hingga security company. Tentu hal itu tidak mudah, perlu usaha keras dan berdo’a, begitulah pengakuan anak muda ini. Prestasi baginya, sudah menjadi kebiasaan bahkan kebutuhan. Never stop fighting until figth is done, againts all! adalah motto ayah dari empat orang anak ini. Lelaki muda itu bernama Poempi Hidayatullah. Ia lahir di Cimalati, Sukabumi pada 18 Maret 1972. Darah campuran Sunda-Jawa didapatnya dari bapaknya yang keturunan Sunda dan ibunya yang berasal dari Boyolali Jawa Tengah.

Jiwanya begitu lengkap, dahsyat, dan berapi-api. Jika di perhatikan tuturnya sejenak, nampak terkesan seolah dunia mau direngkuhnya dalam sesaat. Persis seperti Leonardo Davinci, seniman legendaris dari Jerman. Seorang tokoh yang memang diidolakan Poempi sejak kecil. “Saya sangat terinspirasi oleh Leonardo Davinci, sejak Sekolah Dasar kelas III saya sudah kenal,” ungkap Poempi.

Dari Sukabumi Hingga ke London

Usai menyelesaikan SD dan SMP di Mardiyuana Cicurug Sukabumi, kisah petualanganya pun dimulai. SMA Negeri I Bogor menjadi tempat favorit pertamanya. Hawa persaingan yang ia rasakan di sana, semakin memacu darahnya untuk terus menjadi yang terbaik. Alhasil, lulus dari sana, kecerdasannya semakin terasah dan kemampuannya semakin berkembang. Hingga jalan masuk Teknik Kimia ITB pun mulus dilewatinya. Hanya sejenak ia rasakan kesegaran udara Kota Kembang, Poempi memilih terbang ke London seiring beasiwa BPTT yang didapatnya kemudian. Meski sebelumnya, pergulatan kepentingan berkecamuk di dadanya. Namun, setelah Sholat Istiqharah, si anak ajaib ini lebih memilih melanjutkan studinya di London. ”Ternyata Tuhan memang menguatkan hati saya di Inggris,” kenang Poempi.

Padahal, ketika itu keluar Jawa saja Poempi belum pernah merasakannya sekalipun. Masa training di Jakarta dijalaninya selama tiga bulan. Hingga, wajar saja pada tahun pertama hidup di negeri Lady Dy, ia mengalami ‘shock culture’. Tapi, lambat-laun ia pun kian terbiasa dengan budaya di sana. Tahun pertama sebelum penjurusan, Poempi tingal di Northington. Program studi yang sewajarnya dilewati selama dua tahun, berkat kecerdasaanya ia selesaikan selama sebelas bulan. Dan ia mendapat peringkat kedua dari sebelas teman seangkatnya.

Menikah Saat Masih Kuliah

Kenangan manis bersama Fahriza, istrinya masih segar dingatannya. Kedua pasangan muda itu bertemu dalam sebuah gathering nite mahasiswa Indonesia di London. Tak lama setelah pertemuannya yang pertama, tanpa menunggu waktu lebih lama, Poempi nekat meminang gadis manis yang kala itu masih berumur 19 tahun. Ternyata ia adalah putri dari Fahmi Idris-salah satu anggota MPR RI, dan cucu dari KH Hasan Basri (alm).

Kenekatan Poempi, bukan hanya karena Fahriza kala itu masih sangat muda, tapi juga karena statusnya sebagai mahasiswa dengan ikatan dinas. Namun, baginya semua itu bukan halangan. Meski menurut peraturan hal itu tidak boleh dilakukan, ia tetap dengan pendiriannya, untuk menikah. Akhirnya, setelah mendapatkan restu dari Sang Kakek, KH Hasan Basri (alm), dan Sang Ayah, akhirnya mereka pun disatukan dalam ikatan perkawinan. Dan ternyata setelah ia menikah, status ikatan dinasnya tetap berjalan dan beasiswa tetap diterimanya. Hal itu akhirnya memotivasi teman-teman sesama penerima beasiswa lainnya untuk ikut menikah.

“Namun, akibat ulah beberapa orang dari kami yang menimbulkan masalah dengan pernikahannya, koordinator urusan beasiswa BPPT di Indonesia yang kala itu dipegang Ibu Trully, akhirnya memberikan sanksi bagi siapa saja yang telah melangsungkan pernikahannya,” tutur Poempi. “Mereka (BPPT-Red) menganggap Kami tidak displin, lalu menghentikan beasiswa Kami. Dan saya pun kena getahnya, padahal kuliah saya hanya tinggal 6 bulan lagi,” lanjut Poempi. “Syukurlah, akhirnya saya mendapat jalan. Ayah saya memutuskan menjual tanah keluarga di Sukabumi, kemudian sebagian uangnya dikirim untuk nyelesaikan kuliah saya,” kenangnya.

Sebetulnya hanya dengan uang beasiswa saja Poempi sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Bahkan, jika digabung dengan uang saku istrinya, mereka masih bisa menabung. Namun, Poempi tetap mencari pekerjaan sampingan. Ia menjadi penasehat teknis sebuah perusahaan komputer CCS (Center for Computing Service) di London pada 1995-1998. Dan ia juga bekerja sebagai assisten riset CFD (Computional Fluid Dynamics) dari The Brist Aerospace, Filton, Bristol pada 1993.
Akhirnya, gelar Bachelor of Engineering di bidang aerospace didapatkan Poempi dari University of Bristol, pada 1995. Lalu pada tahun sama Peompi mengajukan beasiswa riset S3 di Imperial College London, University of London. Dan ternyata ia diterima. Padahal saat itu ia telah kembali ke Indonesia. Lalu ia pun memutuskan kembali melanjutkan kuliah S3-nya di London. Ketika itu ia mengalami kesulitan untuk mendapatkan apartement Di London. Ketika itu pula istri tercintanya melahirkan anak pertamanya, Falah Putra Poempida.

Pada 1998, gelar PhD, akhirnya diraihnya di kala masih berumur 26 tahun. Setelah mendapatkan gelar doktornya, Poempi mendapat tawaran pekerjaan di F-1 Mac Larren (Mercedes). Tawaran itu datang dari profesornya, karena dia sebagai salah yang menjadi master mind project-nya. Meski tawaran tersebut dengan imbalan gaji 10.000 Pondsterling, Poempi lebih memilih Indonesia sebagai tempat pengabdiannya.

Dari Multinational Company
Hingga Security Company


Pada 1999, Poempi dan keluarganya kembali ke tanah air. Meski mertuanya saat itu seorang menteri, Poempi lebih memilih jalannya sendiri. Dengan kecerdasan dan kemampuan yang dimilikinya, ia mendapatkan pekerjaan pertama kali di perusahaan minyak Golden Spike, dan langsung mendapatkan tawaran sebagai General Affair Manager.

Setelah malang melintang di perusaan minyak, Poempi mendapatkan tawaran untuk menjadi penasehat (Corporate Advisor) di perusahaan milik Prabowo, PT Gardatama Nusantara (GN).“Awalnya, saya dikasih tugas untuk membuat security company yang professional tanpa dana banyak. Saya ditugaskan di perusahaan perikanan,” ungkap Poempi. “Test pertama saya di Riau, saya pelajari ilmu keamanan, saya melakukan presentasi di Malaysia, perusahaan itu miliknya orang Malaysia. Akhirnya kita dapat kontraknya,” lanjut Poempi.

Setelah itu saya pun berhasil mendapat security contract dengan Total Pina Elf???, perusahaan minyak terbesar ketiga di dunia. Selanjutnya kontrak-kontrak lainnya datang silih berganti. Dinataranya pengamanan bintang-bintang film, hingga orang penting, atau tamu-tamu kenegaraan dari luar negeri. “Kita pernah mendapatkan klien anaknya Mahattir, Menteri Agama Malaysia, serta tamu-tamu dari Dubes Jerman,” terang Poempi. Terakhir, ia mendapatkan kontrak dengan orang Taiwan untuk mengakuisisi blok-blok minyak.

Memahami dengan
System Thinking


Poempi memang anak ajaib, dengan kecerdasannya yang di atas rata-rata, dia mampu belajar dengan cepat. Hingga ia mampu menguasai berbagai bidang seperti di bidang Leadership, Dispute Mediation, PR, dan juga system thingking dengan cepat.

Kemampuannya mengutak-atik program komputer, menjadikan dia fasih menggunakan berbagai program komputer seperti UNIX, Window, Linux, Latex, Scientivic Word, CAD/CAM Modelling, LAN, NFS, TPC/IP, Computional Structur Analysis, Computional Fluid Dynamics.

Menurut pengakuannya, semua masalah mulai dari ekonomi, social, budaya, dan juga politik, mampu dipahaminya dengan system thingking. “Yakni dengan mendeteksi dan memahami semua komponet yang terlibat, lalu masing-masing komponen dicari keterkaitannya. Semua itu dibuat simulasinya. Jadi, kita mempunyai alat untuk bermain dulu (model),” jelas Poempi. “Contohnya, kalau kita melakukan A akibatnya akan berentet ke B, dan seterusnya. Nah, nanti akan kelihatan grafiknya. Hingga kita bisa melihat berbagai macam kemungkinan. Metode seperti ini bisa diterapkan mulai dari kebijaksanaan partai, menganalisa masalah-masalah sosial, ekonomi, lalu-lintas, hingga mempelajari migrasi tuna. Semua itu bisa disimulasikan,” ucapnya mantap.

Daya jejalah Poempi memang gila, tidak hanya ilmu-ilmu eksak dilahapnya. Jiwa ilmuan sekaligus praktisi ini terus diasahnya. Kini di usia yang tiga puluh dua tahun Poempi ingin mengekperimentasikan basic ilmu eksaknya dalam dunia politik. Bukan Poempi kalau tidak mau berpikir keras. Maka terhitung tahun 2000 ia resmi menjadi fungsionaris Partai Golkar. Poempi menyimpan seribu ambisinya menjadi litbang di sana dengan harapan dapat membenahi Golkar yang menurutnya ‘acak-acakan’.

Api semagat untuk maju selalu dipupuk Poempi. Tapi anak muda ini bukan seorang prefectionist. Khusus bagi mereka yang kesulitan mendapatkan pekerjaan di masa-masa sulit seperti sekarang ini ia memberikan kiat-kiatnya untuk selalu sukses. “Pertama, berpikir positif. Kedua, hijrah,” ujar Poempi. Ia menyarankan bagi anak muda untuk selalu keluar, melihat potensi yang ada di luar. “Yang ketiga, terus ikhtiar,” lanjutnya. Untuk urusan yang satu ini, Poempi menganjurkan kita untuk serius. “Dan yang keempat-terakhir, kita harus selalu ingat pada ayat Alquran yang menyatakan, hanya kaum itu sendiri mampu mengubah nasibnya,” terang Poempi mengakhiri.


Tidak ada komentar: